terlontar kembali aku
ke
lembah derita yang paling dalam
memerit-pedihkan
kalbu yang terbungkam
hendakku
limpahkan airmata
di
dada siapa
ingin
bercerita
aku
kehilangan kata
keseorangan
aku
getus
suara hati menjerit laung
tidak
terdengarkan kecuali
tuhan,
hanya tuhan
tertunduk
aku merenung, menghitung
lama
dan dalam
ingin
saja kubenamkan diri
ke
lubuk hati
kerdilnya
aku
oh
tuhan
oh tuhan
haruskah
perempuan ini
terus
berpasrah
dalam
kelukaan yang semakin parah
di
temani adam yang tidak mengerti
asal
hawa dari rusuk kiri seorang lelaki
dekat
di hati
sepatutnya
dikasihi dan dilindungi
bukan dizalimi.
No comments:
Post a Comment